Nasional

Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN Jatim Gelar Rakor Sinkronisasi Kebijakan dan Anggaran

Bangga Kencana || Kediri – BKKBN Jatim gelar Rapat Koordinasi (Rakor) Sinkronisasi Kebijakan dan Anggaran Percepatan Penurunan Stunting di hotel Grand Surya Kediri. Senin – Selasa (23-24 Mei 2022).

Hadir dalam acara, Kaper BKKBN Jatim Dra Maria Ernawati M.M., didampingi sekretaris badan, bersama para koordinator bidang, kepala OPD KB se Jawa Timur, serta tamu undangan lainnya.

BKKBN Jatim

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri, Sumedi menerangkan bahwa di kota Kediri mempunyai program Prodamas Plus.

“Setiap RT mendapatkan biaya Rp 100 juta pertahun. Program berhasil adanya komunikasi rembug bersama. Harapan kita di BKKBN ada komunikasi, ada pertemuan dengan SKPD dalam percepatan penurunan stunting,” ujarnya.

Dalam kegiatan itu dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama pelaksanaan (PKS) tim pendamping keluarga tahun anggaran 2022 yang dilakukan secara simbolis BKKBN Jatim dan OPD KB se Jatim.

BKKBN Jatim

Kaper BKKBN Jatim dalam pembukaan acara menerangkan ada isu disela BKKBN sebagai pengelola program Bangga Kencana, pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana.

“Isu disela kita adanya Stunting. Berbicara stunting sangat sensitif sekali.. Dalam pengelolaan stunting kita perlu sangat berhati hati, perlu satu pendekatan khusus sesuai kearifan lokal. Stunting bukan hanya angka, tetapi kita mempunyai pekerjaan yang berat bagaimana kita bisa membangun generasi lebih unggul  sesuai harapan pemerintah di tahun 2045 Indonesia emas,” terang beliau.

BKKBN Jatim

“Pekerjaan kita pekerjaan yang sangat mulia, bagaimana membawa generasi kita menjadi generasi sangat luar biasa. Dan pandemi memberi pelajaran koya bagaimana bersabar dan mengejar teknologi. Ada yang kepikiran ga, bahwa setelah pandemi ini ada pekerjaan yang diluar perkiraan kita, yakni Youtuber, konten kreatif. Jadi kalau kita tidak mempersiapkan generasi kita mulai sekarang, kedepan kita ketinggalan negara lain,” ujarnya.

BKKBN sesuai Perpres 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, BKKBN di beri amanah sebagai koordinator percepatan penurunan stunting yang mana di tahun 2024 angka stunting turun menjadi 14 persen.

“Permodelan BKKBN Jatim mencapai target penurunan stunting melalui target tahunan. Istilah Gendong Ngindit. Tidak semua harus turun 14 persen. Tahun 2022 di Jawa Timur prevalensi stunting bisa  23 persen, di tahun 2023 16 persen dan di tahun 2024 di posisi 13,5 persen. Kita bersinergi, berharmonisasi, konvergen dilakukan dan diimplementasikan,” urai Kaper BKKBN Jatim.

BKKBN Jatim

Bu Erna panggilan akrab Kaper BKKBN Jatim menerangkan, bahwa sosialisasi penting tapi pelaksanaan dadi hulu juga tidak kalah penting. “Sesuai Perpres no 72 tahun 2021. Kita melaksanakan melalui hulu. Kita mendampingi keluarga, remaja calon pengantin, ibu hamil, Pus. Kita memberikan  edukasi dan pemahaman kepada remaja calon pengantin bahwa program ini bukan hanya program pemerintah tapi program untuk rasa memiliki keluarga,” terang bu Erna.

BKKBN Jatim telah membentuk Tim Pengendali DAK (Dana Alokasi Khusus). Dan terakhir tim Pengendali DAK membantu kabupaten Sidoarjo dalam usulan mempunyai balai Penyuluhan KB di tahun 2023.

“Dana dulunya ada di provinsi. Adanya berbagai evaluasi, dana DAK non fisik langsung di kabupaten/ kota. Tim pengendali DAK BKKBN Jatim bisa dimanfaatkan kabupaten/ kota untuk membantu pengelolaan,” ujar bu Erna.

BKKBN Jatim

Dalam acara tersebut juga dilakukan diskusi yang dipandu oleh Sekretaris BKKBN Jatim, Nyigit Wudi Amini, S.Sos., M.Sc, didampingi Drs. Suprihandoko, MM (Kepala DP3AKB Kabupaten Jember), dr Anang Budi Yoelijanto, MM.Kes, MMRS (Kepala DP3AK2KB kab. Probolinggo) dan dr. Denik Wuriyani (Kepala Dinas Kesehatan, PP dan KB kota Madiun).

Kesempatan itu, Kepala DP3AKB Jember, Suprihandoko mengatakan bahwa berpikir stunting bikin pusing dan untuk menemukan jalan semua bisa menerima harus perlu pendekatan pendekatan khusus,ada komitmen ada kesepakatan stop stunting.

“Bupati sangat serius atasi stunting.denham kunjungan kepala BKKBN dengan membawa materi konvergensi stunting semua lini dilibatkan semua berjibaku ada 13 ibu orang kami ajak bersinergi percepatan stunting,” ujarnya.

“Di SMPN 2 Jember, setelah dilakukan komunikasi, sangat antusias kepala sekolah di tingkat SMP  menerangkan kesemua siswa siswi tentang Triad KRR. Para kepala sekolah menggalang kekompakan dan SMPN 2 Jember menjadi Sekolah siaga kependudukan,” terang Suprihandoko. @red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button