Nasional

Upaya BKKBN Jatim dalam Menjadikan Kota Mojokerto sebagai Wilayah Zero New Stunting

Bangga Kencana || Mojokerto – Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, MM., ditemani Koordinator Bidang Latbang, Sukamto, S.E., M.Si., dan Koordinator Bidang KBKR, Waluyo Ajeng Lukitowati, S.St., M.M., berkunjung ke kediaman Walikota Mojokerto. Kamis (17/02/2022) pagi.

Upaya BKKBN Jatim dalam Menjadikan Kota Mojokerto sebagai Wilayah Zero New Stunting

Bu Erna dan rombongan sudah ditunggu oleh Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari dan Kepala Dinas Kesehatan dan PPKB Kota Mojokerto, dr. Triastutik Sri Prastini, Sp.A., serta jajarannya. Melalui pembicaraan santai, Ning Ita, sapaan akrab Ika Puspitasari, mengajak bu Erna membahas program Bangga Kencana di Kota Mojokerto.

Menurut Data SSGI 2021, Kota Mojokerto memiliki prevalensi stunting paling rendah di provinsi Jawa Timur, yaitu sebesar hanya 6,9%. Angka tersebut jauh lebih rendah dari angka nasional dan target presiden. Oleh karena itu, BKKBN Jatim meminta dukungan dari Walikota Mojokerto agar dapat mewujudkan konvergensi penurunan stunting dan bisa mewujudkan Kota Mojokerto sebagai percontohan wilayah zero new stunting di Jawa Timur.

Upaya BKKBN Jatim dalam Menjadikan Kota Mojokerto sebagai Wilayah Zero New Stunting

“Kemarin hasil SSGI 2021 terendah adalah Kota Mojokerto, 6,9%. Kami punya keinginan menjadikan Kota Mojokerto sebagai pilot project wilayah zero new stunting. Kami mengharap selevel desa atau kelurahan di Kota Mojokerto ini menjadi percontohan bagi desa-desa yang lain,” ungkap bu Erna.

Kota Mojokerto memiliki total 18 desa yang telah siap menyambut aksi konvergensi percepatan penurunan stunting melalui Tim Pendamping Keluarga yang terlatih.

Upaya BKKBN Jatim dalam Menjadikan Kota Mojokerto sebagai Wilayah Zero New Stunting

“Bersama BKKBN Jatim, kami membentuk Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari 3 unsur, yaitu Kader KB, Bidan dan Kader PKK. Tim ini nantinya yang mendampingi keluarga baik yang berstatus stunting maupun tidak dan dari 18 Desa, 10 Desa memiliki prevalensi stunting yang sangat rendah,” lanjut, Kepala Dinkes.

Selanjutnya Ning Ita menanggapi bahwa Kota Mojokerto berupaya mengembalikan semua Dinas kepada indikator kinerja utama dan SPM, sehingga program yang dihasilkan selalu berkesinambungan dan tidak terputus di tengah jalan. Percepatan Penurunan Stunting ini adalah 1 dari 40 SPM yang harus diupayakan karena target utama pemimpin daerah adalah IPM (indeks pembangunan manusia).

“Sebenarnya SPM utama dari program Bangga Kencana ini adalah penurunan AKI dan AKB. Dalam program penurunan stunting ini sebenarnya bisa mengcover 2 hal tersebut. Oleh karena itu, Ibu hamil ini memerlukan pendampingan dan pembentukan TPK adalah hal yang baik,” lanjut Ning Ita. @red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button