Sukaryo Teguh, Kaper BKKBN Jatim Membuka Rapat Pengendalian Program KKBPK Kabupaten Mojokerto Tahun 2021
Bangga Kencana || Kab.Mojokerto – Kepala Perwakilan (Kaper) Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur, Drs Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., membuka Rapat Pengendalian Program KKBPK Kabupaten Mojokerto Tahun 2021, Rabu (24/3/2021), di Vanda Gardenia Hotel, Jl.Raya Trawas, Kab.Mojokerto.
Hadir dalam acara, Wakil Bupati Kabupaten Mojokerto, Ketua TP PKK Kab Mojokerto, Kepala Dinas PPKB dan PP Kab Mojokerto, Kapolres Kota Mojokerto, Ketua PC IBI Kab. Mojokerto, dan Penyuluh KB dan Kader.
Pak Teguh panggilan akrab Kaper BKKBN Jatim pada kesempatan itu mengucapkan selamat kepada Bupati dan wakil Bupati terpilih. “Kami mengucapkan selamat kepada Ibu Ikfina Fatmawati dan Bapak Muhammad Al Barra sebagai Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto tahun 2021-2024. Semoga di bawah kepemimpinan Ibu dan Bapak, masyarakat Kabupaten Mojokerto semakin Mandiri, Sejahtera, dan Bermartabat sesuai visi Ibu Bupati dan Bapak Wakil Bupati,” ujar pak Teguh.
Pak Teguh menerangkan bahwa Rakorda merupakan forum untuk membangun komitmen bersama (antara pemangku kepentingan) dalam pengelolaan program Bangga Kencana. Dan dimasa pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal tahun 2020, telah memberikan dampak terhadap pencapaian program Bangga Kencana.
Dalam menargetkan pencapaian Program Bangga Kencana Provinsi Jawa Timur di tahun 2021, ada 5 sasaran strategis yang disampaikan pak Teguh. Pertama, Menurunkan angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) menjadi 1,91 per-1000 WUS. Kedua, Angka kelahiran remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19) menjadi 30 kelahiran per 1000 WUS usia 15- 19 tahun.
Ketiga, Meningkatkan prevalensi pemakaian kontrasepsi modern (modern contraceptive prevalence rate/mCPR) menjadi sebesar 65,66 persen. Keempat, Menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need) menjadi 7,18 persen, dan Kelima, meningkatkan median usia kawin pertama perempuan menjadi 21 tahun.
Terkait Stunting, pak Teguh menerangkan bahwa Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar, dan untuk itu Stunting harus diturunkan.
“Bapak Presiden RI beberapa waktu yang lalu telah menegaskan agar pada tahun 2014, Balita stunting di Indonesia tidak lebih dari 14 %. Artinya bahwa selama selama 3,5 tahun kedepan kita harus mampu menurunkan 13,7 % ( atau rata-rata 4 % per tahun). Untuk mencapai kondisi tersebut tentunya dibutuhkan kerja keras, kerjasama, kolaborasi dan upaya operasional di akar rumput,” terang pak Teguh.
Hasil penelitian di 137 negara berkembang, faktor penyebab terjadinya stunting, antara lain, Nutrisi ibu selama hamil, kehamilan usia remaja, interval kelahiran pendek, produksi ASI yang tidak memenuhi kebutuhan bayi, rendahnya kualitas MPASI, infeksi berulang dan faktor lingkungan. Kondisi ini ditandai dengan pelambatan kenaikan berat badan pada 1.000 HPK.
“Upaya penanggulangan stunting ini membutuhkan intervensi lintas sektor baik yang bersifat intervensi spesifik maupun intervensi yang bersifat sensitive,” terang pak Teguh.
Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) memiliki peran besar dalam upaya pencegahan stunting, melalui program-program teknisnya antara lain GenRe (PKBR), Pengaturan Kelahiran/kehamilan, Pembinaan Ketahanan Keluarga, dan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga.
Dalam mendukung percepatan penurunan stunting di Indonesia tahun 2014 sebesar 14 %, BKKBN melalui program Bangga Kencana menfokuskan pada intervensi hulu yang bertujuan untuk mencegah lahirnya bayi stunting baru.
“Ada 5 Strategi yang telah disusun, yaitu Mencegah kelahiran bayi berpotensi stunting, Pengasuhan 1000 HPK, Memperkuat basis data intervensi dan monitoring stunting, Promosi dan Pelembagaan keterlibatan masyarakat, dan Kemitraan penanganan stunting. Ke-5 strategi ini didukung oleh 12 Kegiatan Prioritas,” terang pak Teguh.
Di pembukaan Rakorda ini, pak Teguh juga menerangkan adanya Pendataan Keluarga (PK) yang dilakukan BKKBN di tahun 2021. “1 April s.d 31 Mei 2021, kami akan melaksanakan Pendataan Keluarga, dan akan menyasar seluruh keluarga di Jawa Timur kurang lebih 12,8 juta keluarga. PK21 ini sebagai upaya untuk menyiapkan data dan informasi mikro tentang keluarga yang akan digunakan untuk operasional program Bangga Kencana di lapangan. Kami mohon dukungan Bapak/Ibu untuk mensukseskan PK2021,” ujar pak Teguh.@red