Keluarga Jawa Timur

45 Kader Ikuti Orientasi PK 2021 di Desa Bharu, Kabupaten Ponorogo

Bangga Kencana || Kabupaten Ponorogo – Menjelang Pendataan Keluarga (PK) 2021, sebanyak 85.420 kader pendata mengikuti orientasi dan pembekalan secara serentak di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Pada pembekalan hari ini Senin tanggal 22 Maret 2021 dilaksanakan di Desa Bharu, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo yang diikuti 45 kader.

Hadir dalam kegiatan orientasi, sekretaris dinas PPKB Kab. Ponorogo, bapak Gufron, kepala desa Bharu, Moch. Ali Imron, dan Zakiyatut Taufiqoh, selaku petugas penghubung wilayah Ponorogo dari bidang Latbang perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur.

Orientasi ini merupakan tahapan yang sangat krusial sebelum pelaksanaan PK 2021 yang akan dilaksanakan pada 1 April s/d 31 Mei 2021. Pasalnya, pelaksanaan PK 2021 akan dilakukan oleh kader setempat dibawah pembinaan Penyuluh KB/Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PKB/PLKB). Selain melakukan pendataan, kader juga melakukan komunikasi, informasi dan edukasi serta penyuluhan Program Bangga Kencana kepada keluarga di lingkungannya. Setelah mengikuti Orientasi Pendataan Keluarga 2021, kader diharapkan mampu memiliki pemahaman tentang mekanisme dan tata cara pelaksanaan PK 2021.

Kesempatan berbeda, Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Drs Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., menerangkan  bahwa PK 2021 merupakan kegiatan prioritas BKKBN yang dilaksanakan 5 tahun sekali, dalam upaya menyediakan data dan informasi keluarga by name by address. Data dan informasi keluarga ini penting dan strategis, karena tidak hanya sebagai alat untuk mengukur indikator kinerja utama program Bangga Kencana, tetapi juga untuk menyediakan data untuk kepentingan operasional penggerakan program Bangga Kencana di lapangan.

Selain menghasilkan data keluarga by name by address, PK 2021 juga mengidentifikasi keluarga beresiko stunting. Tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,7 % (merupakan urutan ke-4 Dunia). Jumlah ini masih jauh dari standar WHO yang seharusnya di bawah 20%. @red.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button