BKKBN Jatim Gelar Orientasi-Uji Coba PK 21 di Kabupaten Pamekasan
BKKBN Jatim Gelar Orientasi-Uji Coba PK 21 di Kabupaten Pamekasan
Pamekasan, Banggakencana.net: Perwakilan BKKBN Jawa Timur menggelar orientasi dan pembekalan Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK 21) bagi kader pendata di 38 Kabupaten/kota. Khusus di Jawa Timur, Perwakilan BKKBN Jawa Timur telah menyiapkan sebanyak 85.420 kader pendata.
Pada hari ini Kamis tanggal 18 Maret 2021 Perwakilan BKKBN Jawa Timur menggelar pembekalan dan orientasi hingga uji coba PK 21 di Kabupaten Pamekasan yang dilaksanakan di Balai Desa Dasok, Kecamatan Pademawu. Kegiatan Pembekalan dibuka oleh Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd yang diwakili oleh Bapak Shodiqin, S.H, M.M, selaku Sekretaris Badan Perwakilan BKKBN Jawa Timur dan dihadiri oleh OPD-KB Kabupaten Pamekasan, Penyuluuh KB, serta Kader Pendata yang berasal dari 4 Desa sejumlah 26 orang.
Dalam arahannya Shodiqin mengatakan, Orientasi PK 21 ini merupakan tahapan yang sangat krusial. Para Kader Pendata diharapkan dapat mengikuti kegiatan orientasi ini dengan baik dan dapat memahami materi yang disampaikan oleh narasumber secara optimal. Dengan begitu, para Kader Pendata akan siap melaksanakan PK 21 yang akan dilaksanakan secara serentak tanggal 1 April s/d 1 Mei 2021.
Dessy Milla Luluk Fuadiyyah selaku manajer data yang juga bertindak sebagai narasumber dalam pembekalan ini melakukan uji coba cara menggunakan aplikasi dengan menggunakan KK dan wawancara ke beberapa peserta acara sebagai sumber pengisian data. Nantinya dalam pelaksanaan PK 21, kader pendata wajib melakukan wawancara dan observasi untuk melakukan keseluruhan data pada PK 21 karena KTP dan KK tidak multak sebagai sumber data karena hanya membantu untuk pengisian NIK.
Ditemui secara terpisah, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Sukaryo Teguh Santoso menyampaikan PK 2021 merupakan kegiatan prioritas BKKBN yang dilaksanakan 5 tahun sekali, dalam upaya menyediakan data dan informasi keluarga by name by address.
“Data dan informasi keluarga ini penting dan strategis, karena tidak hanya sebagai alat untuk mengukur indikator kinerja utama program Bangga Kencana, tetapi juga untuk menyediakan data untuk kepentingan operasional penggerakan program Bangga Kencana di lapangan,” ucap Sukaryo Teguh Santoso.
Selain menghasilkan data keluarga by name by address, PK 2021 juga mengidentifikasi keluarga beresiko stunting. Tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,7 % (merupakan urutan ke-4 Dunia). Jumlah ini masih jauh dari standar WHO yang seharusnya di bawah 20%.
Setelah acara selesai, salah satu Kader Pendata yang hadir mengaku sangat memahami materi yang disampaikan oleh narasumber dan siap untuk mensukseskan PK 21.