Keluarga Jawa TimurKeluarga Nasional

Program Walikota Surabaya “Zero Stunting, Zero Kematian Ibu dan Anak” Diapresiasi Kepala BKKBN Pusat

Bangga Kencana || Surabaya – Setelah semalam melakukan audiensi dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, hari ini Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, dr. Hasto Wardoyo, SP. OG., melakukan audiensi dengan Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, S.T., M.T., diruang kerja Walikota Surabaya, Jumat (12/3/2021), pukul 09.30 wib.

Bapak Hasto Wardoyo  didampingi Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Jatim, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., dan jajaran pejabat BKKBN Jatim, yakni Sekretaris badan (Sekban), Shodiqin, S.H., M.M., Pejabat Fungsional koordinator Latbang, Sukamto, S.E., M.S.i., Pejabat Fungsional koordinator Adpin, Dra. Sofia Hanik, M.M., Pejabat Fungsional koordinator Dalduk, Uni Hidayati, S.T., M.M., Pejabat Fungsional Koordinator KB-KR, Dra. Waluyo Ajeng Lukito Wati, S.St., M.M.

Dalam kesempatan itu, bapak Eri Cahyadi didampingi beberapa kepala dinas mendukung program Presiden Joko Widodo dalam pencegahan Stunting.

“Saya dukung penuh program Presiden Joko Widodo, yang mana itu diamanatkan kepada BKKBN sebagai koordinator pencegahan Stunting. Dalam implementasikan program bapak Presiden, saya mempunyai program kota Surabaya Zero Stunting, Kematian ibu dan anak,” tegas Eri Cahyadi bersemangat.

“Untuk mencapai program itu, saya harap ibu PKK menjadi kader Posyandu. Posyandu harus sampai RW yang mendata akan ibu hamil dan melahirkan, agar bisa dipantau tumbuh kembangnya bayi. Jadi jemput bola kader posyandu,” terang Eri Cahyadi.

“Untuk kesehatan warga, kita kasih semua, gratis pelayanan kesehatan bagi warga ber KTP Surabaya. Yang jadi permasalahan adalah ketika ada orang diluar Surabaya atau ber KTP diluar Surabaya datang ke Surabaya saat hamil dan tanpa kita ketahui ternyata bayinya Stunting, dan itu dianggap warga Surabaya. Hal itu yang kita atasi. Harus ada pendataan mulai dibawah, dan kita galakan pendataan itu,” urai Eri Cahyadi.

Walikota Surabaya yang muda dan energik ini meminta arahan dan koordinasi kepada BKKBN dalam hal ini perwakilan BKKBN Jatim. “Pak Kaper jangan sungkan untuk bekerjasama dengan kita. Kita akan dukung program BKKBN. Bukan Pemkot Surabaya, bukan BKKBN Jatim, tapi kita jadi satu untuk kesejahteraan dan kesehatan warga Surabaya,” ujar Eri Cahyadi.

Program Zero Stunting, Zero Kematian ibu dan Anak mendapat apresiasi tinggi dari pak Hasto. “Saya keliling di daerah-daerah. Baru kali ini ada kepala pemerintahan mempunyai program luar biasa ini, Zero Stunting, Zero kematian ibu dan anak. Saya apresiasi atas dukungan yang luar biasa dari Walikota Surabaya, pak Eri Cahyadi ini,” ujar pak Hasto.

Ada 3 hal yang dipaparkan untuk didukung oleh Walikota Surabaya. Pertama, sebelum 3 bulan menikah, calon Kemanten di registrasi, diperiksa HB, kadar gula dan dimasukan platform aplikasi. Kedua adalah pendampingan bidan terhadap ibu hamil dan ketiga, dukungan pelaksanaan pemasangan alat kontrasepsi, antara lain pil dan susuk 1 batang untuk 3 tahun yang disiapkan BKKBn untuk ibu paska persalinan.

Selain 3 hal itu, pak Hasto berharap untuk alat ukur Stunting di kota Surabaya agar bisa dibantu pengadaannya. Dalam hal pendukungan yang diminta pak Hasto, didukung oleh pak Eri Cahyadi. “Kita akan data posyandu ada berapa, kita akan siapkan alat ukur Stunting,” tegas Walikota Surabaya yang terkenal peduli dengan kesehatan warganya ini.

Diakhir audiensi, pak Hasto mengucapkan terimakasih atas sambutan dan dukungan walikota Surabaya akan program penurunan stunting, terutama Program Zero Stunting, Zero Kematian Ibu dan anak di Surabaya. @red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button