“Monalisa Berdansa” Inovasi Dinas PPKB Kabupaten Lamongan, Dekatkan Akseptor KB dengan Tempat Pelayanan
Bangga Kencana || Lamongan – Mobil Pelayanan Keliling Desa Bersama Bidan Desa (MONALISA BERDANSA) adalah Inovasi Pelayanan Publik dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Lamongan. Inovasi ini dimulai sejak tanggal 1 April 2019.
Mobil Pelayanan Keliling Desa Bersama Bidan Desa adalah sebuah inovasi dengan menggunakan pendekatan strategi sehingga tidak memerlukan Internet Tehnologi. Artinya, inovasi ini hanya mendekatkan tempat pelayanan pemasangan kontrasepsi pada akseptor KB sehingga tidak perlu jauh-jauh ke Puskesmas atau Rumah Sakit, cukup dilayani di desanya masing-masing, kalaupun ada akseptor dari desa sekitar cukup berkumpul di desanya kemudian akan dijemput petugas dengan mobil jemputan akseptor.
Sebelum dilaksanakan inovasi ini, jumlah peserta KB aktif di Lamongan per-Desember 2018 sebanyak 236.872 akseptor yang didominasi peserta KB yang menggunakan Kontrasepsi jangka pendek, namun yang menggunakan kontrasepsi jangka panjang atau MKJP sebanyak 51.426 atau sebesar 21,71 %, maka Kepala Dinas PPKB Lamongan menginginkan kenaikan peserta KB aktif MKJP yang signifikan sehingga timbullah ide inovasi pelayanan publik MONALISA BERDANSA ini.
Setelah dilakukan pelayanan dengan sistim inovasi MONALISA BERDANSA jumlah peserta KB aktif sebanyak 242.147 akseptor, sedang yang menggunakan MKJP sebanyak 52.944 akseptor atau sebanyak
21,86 %.
Tujuan utama dari Inovasi MONALISA BERDANSA adalah meningkatkan jumlah peserta KB yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) serta menurunkan jumlah peserta KB aktif yang Droop Out.
Inovasi MONALISA BERDANSA ini selaras dengan bidang Kesehatan, hal ini dikarenakan Keluarga Berencana dalam misi utamanya yaitu untuk merencanakan dan mengatur kelahiran, sehingga anak bisa secara maksimal menerima hak dasarnya, yaitu menerima asupan ASI yang cukup, Gizi yang sempurna dan kasih sayang yang maksimal, sehingga dengan berkeluarga berencana
dimungkinkan masalah masalah kesehatan bisa dicegah.
Dengan meningkatnya peserta KB aktif MKJP maka kelalaian menggunakan alat kontrasepsi dan resiko Droop Out semakin kecil. Dengan menggunakan alat kontrasepsi yang mantap maka pasangan usia subur tidak lagi adanya istilah anak Kebrosotan, sehingga mempengaruhi dengan asupan ASI yang maksimal dan asupan gisi sempurna sehingga bisa mengurangi masalah-masalah kesehatan seperti gizi buruk, stanting dll, karena jarak kelahiran anak telah diatur dan direncanakan, kasih sayang pun akan sempurna sehingga tidak terbagi sehingga fokus dan mengurangi dampak psikologi pada anak. Bagi si ibu hak-hak reproduksinya pun bisa terjaga sehingga penyakit saluran reproduksi dapat dicegah.
Inovasi MONALISA BERDANSA ini sangat efektif, karena sebelum adanya inovasi ini Pasangan Usia Subur (PUS) enggan untuk pindah ke MKJP, dengan adanya Mobil Pelayanan Keliling Ke Desa ini PUS akan efektif waktu karena jarak semakin dekat, efisien keuangan karen tidak mengeluarkan biaya transportasi, hal ini karena pelayanan MKJP ini hanya bisa dilakukan di Puskesmas atau Rumah sakit.
Kalaupun tempat tinggalnya agak jauh dengan posisi Mobil Pelayanan maka akan dijemput dengan Mobil antar jemput akseptor. Sehingga Pelayanan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama oleh PUS. Dengan adanya inovasi ini target-target yang dibebankan pada dinas PPKB Lamongan oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur sangat mudah dicapai dengan inovasi ini.
Inovasi MONALISA BERDANSA ini sebenarnya merupakan program dari BKKBN Pusat, namun dalam program itu masih dibatasi dengan waktu-waktu tertentu, misalnya ada moment-moment hari besar dll. Inovasi ini memperbaiki program yang ada dengan menjadwalkan secara periodik kapan harus ke desa ini, kapan harus ke desa itu, sehingga calon akseptor dapat memperkirakan kapan mereka harus menyiapkan waktu untuk melakukan pemasangan alat kontrasepsi.
Sebenarnya inovasi ini bisa dilakukan oleh kabupaten- kabupaten lain, karena semua kabupaten juga memiliki fasilitas yang sama, tinggal kemauan pejabat yang membidangi mau atau tidak, karena sangat menguras energi dan memerlukan kesiapan dan kemauan yang kuat.
Karena inovasi ini baru dilaksanakan baru 1,5 tahun tentunya dampak tidak begitu dahsyat dan gaungnya belum sampai ke kabupaten lain, sehingga belum ada yang meniru inovasi ini.
Dalam pelaksanaan inovasi ini dinas PPKB Lamongan memiliki 1 unit Mini Bus untuk pelayanan dan 1 unit HICe untuk antar jemput akseptor, kedua kendaraan ini pengadaannya melalui anggaran BOKB kemudian operasional pelaksanaanya dibiayai oleh APBD kabupaten Lamongan. Untuk alat Kontrasepsi Dinas PPKB melakukan MoU dengan Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur agar selalu dipasok alat dan obat kontrasepsi.
Dalam pelaksanannya tentunya dinas PPKB tidak memiliki tenaga medis seperti Bidan atau Dokter, maka Dinas PPKB melakukan MoU dengan Dinas Kesehatan, IDI, maupun IBI Kabupaten Lamongan. Sehingga untuk menjalankan inovasi ini bisa berjalan dengan lancar.
Dinas PPKB juga mengadakan pelatihan CTU bagi Bidan Desa yang belum memiliki sertifikat CTU sehingga dalam pelaksanaan pelayanan di masing-masing desa sudah ada bidan desa yang sudah memiliki sertifikat CTU juga memberangkatkan dokter kandungan untuk mengikuti pelatihan CTU yang merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan tindakan pemasangan alat kontrasepsi kepada akseptor.
Tentunya inovasi ini bisa dijalankan secara periodik dan berkesinambungan, karena dinas PPKB Lamongan sudah bekerja sama baik secara eksternal (Dinas Kesehatan, IDI dan IBI) dan internal (Kantor Perwakilan BKKBN Prov. Jawa Timur dan PKB serta PLKB yang ada di masing-masing kecamatan).
Dalam melaksanakan tugasnya Dinas PPKB Kabupaten Lamongan khususnya di bidang KB diberi tanggung jawab target oleh Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, disamping itu juga Bidang KB juga memiliki Target yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan. Target peserta KB aktif MKJP kabupaten Lamongan sebesar 21,06 %.
Indikator yang dipakai dalam menilai inovasi ini adalah peningkatan jumlah peserta KB aktif MKJP di Kabupaten Lamongan.
Hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa jumlah capaian peserta KB aktif MKJP pada tahun 2019 sebanyak 52.944 akseptor dari target yang dibebankan sebanyak 34.346 akseptor. Dari hasil ini menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah peserta KB aktif MKJP setelah dilaksanakan inovasi MONALISA BERDANSA ini.
Inovasi MONALISA BERDANSA ini sangat efektif dan efisien dalam peningkatan peserta KB aktif MKJP di Lamongan, maka diharapkan siapapun kepala Dinasnya PPKB Lamongan yang akan datang diharapkan meneruskan dan mengembangkan inovasi ini sehingga tidak terputus ditengah jalan, karena inovasi ini sangat membantu dalam capaian jumlah peserta KB aktif MKJP di Kabupaten Lamongan.
Pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pengembangan inovasi MONALISA BERDANSA, yaitu:
1. Bupati Lamongan, berperan sebagai pengambil kebijakan dan memberikan arahan langsung. Ini diwujudkan dengan penganggaran kegiatan pelayanan pemasangan alat kontrasepsi.
2. Dinas Kesehatan, Memberikan kebijakan untuk menugaskan para bidan desa yang akan dikunjungi dalam inovasi ini.
3. Para Penyuluh dan Petugas Keluarga Berencana yang ada di kecamatan, yang memberikan motivasi dan penyuluhan kepada calon akseptor.@red.