Keluarga Jawa Timur

Kerjasama BKKBN Jatim dan Dinas KBPP Kab. Pasuruan “Pelayanan KB MOW/Tubektomi dan MOP/Vasektomi

Bangga Kencana || Kabupaten Pasuruan – Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Dinas Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP) Kabupaten Pasuruan menggelar bakti sosial (baksos) dan Kesatuan Gerak PKK Pelayanan KB MOW (Metode Operasi Wanita)/ Tubektomi, dan MOP (Metode Operasi Pria)/ Vasektomi di RS. Grati, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (5/12/2020).

Hadir dalam acara, Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Provinsi Jawa Timur, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., didampingi Pejabat Fungsional Koordinator KB-KR, Dra. Waluyo Ajeng Lukito Wati, S.St., M.M., Kabid KB dan Dalduk dinas KBPP Kab Pasuruan Abdurachim Efendhy, Personil KBPP, TNI, POLRI, Perwakilan PKK pokja 4, PKB, perwakilan kecamatan, serta para peserta MOW dan MOP.

Kesempatan itu, Kabid KB Kabupaten Pasuruan, Abdurachim Efendhy menerangkan bahwa BKKBN Jawa Timur memberi kuota sebanyak 300 akseptor KB MOW dan MOP.

“Awal pencarian sasaran mendapatkan 166 calon akseptor, tetapi karena pelaksanaan kali ini di era pandemi, maka disampaikan kepada yang bersangkutan bahwa kegiatan ini akan melalui tahapan screening (rapid test, foto thorax, pemeriksaan darah), karena sebagian calon akseptor tidak berkenan untuk di screening sehingga sasaran berkurang menjadi 137 calon akseptor,” jelas Abdurachim Efendhy.

“Dari 137 calon akseptor yang di screening, gagal 27 karena hasil screening tidak memenuhi syarat kesehatan, sehingga sasaran berkurang menjadi 110 orang. Dari 110 sasaran, yang hadir 95 dan berhasil di MOW sebanyak 92 dan 3 MOP,” pungkasnya.

Kaper BKKBN Provinsi Jawa Timur, Drs Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., menjelaskan bahwa animo pelayanan KB khususnya MKJP dimasa pandemi sangat tinggi.

“Kita mencoba membuka kembali pelayanan KB khusus MOW dan MOP. Animo masyarakat cukup tinggi. Kalau pil tiap bulan, suntik 3 bulan sekali, kalau MOW sekali tindakan sudah selesai. Dimasa pandemi, Persyaratan screening cukup tinggi dan pelayanan khusus MKJP MOW itu gratis,” jelas pak Teguh.

“Ada pandangan di dalam masyarakat, bahwa KB urusan wanita, bukan urusan pria. Kita harus memberi pengetahuan bahwa KB juga urusan pria. Kita lakukan sosialisasi dengan melakukan KIE,” urai pak Teguh.

“Karena pandemi sangat luar biasa, pelayan kita cancel. Kita perhatikan ternyata peserta Drop Out (DO) peserta KB meningkat. Jadi kita ambil kebijakan untuk melakukan lagi pelayanan KB MOP dan MOW. Ternyata animo masyarakat terhadap pelayanan KB cukup tinggi itu bisa dilihat ketika Harganas (Hari Keluarga Nasional) peserta KB MOW  dan hari Kontrasepsi sedunia, pencapain target kita diatas 100 persen,” jelas beliau. @red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button