BKKBN Jatim Gelar Penguatan Program Bangga Kencana ke Peyuluh KB di Bondowoso
Bangga Kencana || Bondowoso – Menjelang akhir tahun, Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur masih melakukan Penguatan Program Bangga Kencana bagi Penyuluh KB, yang mana kali ini bertempat di gedung Sekretaris Daerah Kabupaten Bondowoso pada Hari Rabu (11/11/2020).
Sebelum kegiatan dimulai, Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN provinsi Jawa Timur, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., bersama tim dari Jawa Timur, Sekretaris Badan dan Kepala Bidang Adpin melaksanakan audiensi dengan Wakil Bupati Bondowoso H. Irwan Bachtiar Rachmat, S.E., M.Si.
Audiensi ini juga dihadiri oleh asisten ahli 1 Pemerintah Kabupaten Bondowoso dan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana kabupaten Bondowoso.
Dalam kegiatan Penguatan Program Bangga Kencana bagi Penyuluh KB, PLT. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB, bapak Awan Boedhyono, S.Sos., menyampaikan bahwa pada bulan September 2020 IPM kabupaten Bondowoso sebesar 6,66, CPR 77,7%, DO Putus Pakai 6,63 % dan unmeetneed 8,19.
“Saat ini fokus program BKKBN adalah Pembangunan keluarga, capaian ini merupakan kerja keras para penyuluh KB sesuai dengan arahan dari Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur agar para Penyuluh KB bisa bekerja dengan baik dan memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat akan tetapi masih banyak Pekerjaan yang harus kami lakukan kedepannya, pada kesempatan pertemuan ini kami berharap arahan dan motivasi dari Bapak Kepala Perwakilan dan tim dari Provinsi mampu meningkatkan motivasi dan kinerja Penyuluh KB di Bondowoso yang saat ini berjumlah 88 (delapan puluh delapan) orang,” ungkapnya.
Kegiatan Penguatan Bangga Kencana kali ini juga dihadiri secara langsung oleh Asisten Ahli Pemkab Bondowoso Bapak Agung Trihadono, S.H., M.M. Beliau mengatakan bahwa kabupaten Bondowoso mempunyai 2 kelompok strategis yang menunjang pembangunan Bondowoso.
“Kelompok strategis yang pertama adalah Penyuluh KB dan PPKBD yang kedua adalah Bidan Desa dan kader posyandu, 2 (dua) kelompok srtategis ini adalah mereka langsung berhubungan dengan masyarakat, tanpa bantuan dari teman-teman Penyuluh KB ini kami tidak akan mampu menyelesaikan permasalahan di Bondowoso,” ungkap pak Agung sapaan akrab Asisten I Kabupaten Bondowoso tersebut.
Dalam sambutannya, Asisten ahli 1 juga menyampaikan bahwa Bondowoso mempunyai permasalahan nasional yaitu angka stunting yang cukup tinggi di Jawa Timur. ”Angka stunting yang cukup tinggi ini bukan hanya kondisi bayi yang tidak sehat, akan tetapi setelah dilakukan penelusuran, di kabupaten Bondowoso ternyata kasus anemia pada remaja putri sangat tinggi melihat kasus anemia yang tinggi,” ungkapnya.
Beliau berharap agar Penyuluh KB ikut berperan dalam mencegah kasus anemia pada remaja putri. “Bila nanti masih kita temukan kasus anemia pada remaja putri sudah tidak menjadi tanggung jawab Kepala Dinas Kesehatan saja, tetapi juga Kepala Dinas PPKB Bondowoso, untuk itu, saya harap temen-temen Penyuluh di Lapangan segera melaporkan jika ada remaja putri yang anemia, masyarakat yang tidak mengkonsumsi ari bersih atau Ibu Hamil yang tidak mampu dan belum terdaftar di BPJS, laporkan agar kami bisa segera melakukan tindak lanjut untuk menangani kasus tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi jawa Timur dalam arahannya mengungkapkan bahwa Kabupaten Bondowoso masih dihadapkan pada beberapa tantangan membutuhkan keterlibatan aktif dari semua sektor dalam menyelesaikan tantangan tersebut.
“Saat ini sedang dihadapkan pada situasi yang tidak seperti biasanya. Tahun 2020 awal RPJMN tapi kita malah dihadapkan pada masa pandemi. Sudah tidak menjadi rahasia bahwa hadirnya pandemi selama 6 bulan ini membawa pengaruh pada keluarga dan program Bangga Kencana di Jawa Timur. Kenaikan DO KB ini terjadi rata-rata 1,5 % mengalami kenaikan. Disatu sisi ini adalah salah satu bentuk kepatuhan bagi masyarakat untuk lebih banyak beraktivitas di rumah saja seperti yang dianjurkan pemerintah dalam pencegahan covid-19, disisi lain tentu menimbulkan dampaknya sangat complicated,” ujar Pak Teguh.
Pak Teguh menyampaikan jika tidak kita siasati bersama akan menjadi ancaman serius. “Stunting sudah pasti akan naik, jika program KB kendor bisa jadi nanti akan mengalami kenaikan stunting. Tidak hanya stunting tetapi kelahiran yang tidak diinginkan,” jelasnya.
Di Jawa timur pada tahun 2020 terdapat 2 (dua) kegiatan yang menjadi momentum meningkatkan kesertaan ber-KB. Yaitu Pelayanan KB Serentak dalam rangka Hari Keluarga Nasional dan Bhakti Sosial pelayanan KB dalam rangka Hari Kontrasepsi Internasional dimana di Jawa Timur tercapai lebih dari 100% dari target yang direncanakan. “Artinya animo masyarakat untuk ber-KB itu masih besar”, ungkapnya.
Bapak Teguh juga mengingatkan agar Kampung KB terus diperkuat infrastrukturnya dalam kesiagaan pencegahan Covid-19. “Program yang sudah dikembangkan di lapangan diharapkan agar terus diperkuat,” pungkasnya.
Setelah melakukan pembinaan kepada Penyuluh KB. Tim Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur bersama Tim dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bondowoso melakukan audiensi dengan Bupati Bondowoso, Drs. KH. Salwa Arifin dalam audiensi tersebut dibahas penguatan komitmen dalam penanganan stunting, Pendataan Keluarga 2021, dan Pendewasaan Usia Perkawinan di kabupaten Bondowoso.
Usai audensi dengan Bupati Bondowoso, Pak Teguh menyampaikan bahwa BKKBN Jawa Timur pada tahun 2021 melakukan pendataan keluarga, dengan tujuan mengetahui keadaan keluarga di Jawa Timur.
“Dalam pendataan keluarga di Bondowoso BKKBN Jatim mengcover pembiayaan sebesar 80 persen, dan Pemkab Bondowoso 20 persen masuk dalam anggaran APBD Bondowoso, dan direspon baik oleh bupati,” ujar pak Teguh. @red.