BKKBN Jatim Lakukan Pembinaan Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja
Bangga Kencana, Jombang – Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur menggelar Pembinaan Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR) dan Bhakti Kader Tahun 2020 di Jombang. Rabu (7/10/2020).
Hadir dalam acara, Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Provinsi Jawa Timur, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., didampingi Pejabat Fungsional Koordinator bidang KS-PK, Dra. Suhartuti, M.M., Wakil Bupati Jombang, Sumrambah diwakili Sekda Kabupaten Jombang, Drs Ahmad Jazuli, S.H., M.Si., dan Ketua TP PKK Kab. Jombang, Wiwin Sumrambah.
Hadir juga Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB dan PPPA) kab. Jombang, Nurkamalia, SKM, M.Si., Camat Plandaan beserta jajaran, Kepala Desa Klithih, Kec. Plandaan beserta Perangkat Desa, Ketua TP-PKK Kecamatan Plandaan, para PKB, dan tamu undangan.
Ada beberapa kelompok peserta yang mengikuti kegiatan ini, yakni Keluarga Remaja, Insan GenRe, dan Penyuluh KB kab. Jombang. Kegiatan sosialisasi pembinaan PKBR yang dilaksanakan 2 hari ini diisi dengan kegiatan pembinaan ke 4 COE BKB, BKR, BKL dan UPPKS, dan Sosialisasi PKBR di Kampung KB Klithih, pembagian merchandise dan 300 paket sembako, dan acara Talk Show dengan tema “Cegah Pernikahan Dini Menuju Remaja Berkualitas.”
Dra. Suhartuti, M.M., sebagai ketua panitia, dalam sambutan dan laporannya menjelaskan bahwa menyiapkan remaja yang berkualitas terbebas dari permasalahan remaja menjadi tanggung jawab bersama dan dapat dilaksanakan dengan berbagai pendekatan.
“Salah satu Program yang dilaksanakan BKKBN adalah Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR). Melalui program ini diharapkan para remaja memahami tentang Kesehatan reproduksi, tidak menikah dini dan memahami pemenuhan gizi bagi remaja untuk mencegah anak yang dilahirkan mengalami stunting,” ungkapnya.
“Sosialisasi PKBR dapat dilaksanakan dalam kegiatan PIK R dan BKR. Materi PKBR juga dapat disosialisasikan secara luas, antara lain melalui pertemuan sosialisasi dan pembinaan PKBR bagi keluarga remaja dan remaja itu sendiri,” ungkapnya.
Suhartuti juga menjelaskan tujuan dari kegiatan hari ini adalah, pertama, Meningkatkan pengetahuan remaja dan keluarga remaja tentang PKBR. Kedua, Menambah luas jejaring kemitraan dalam mengelola program remaja, khususnya GenRe. Ketiga, Meningkatkan komitmen para pemerhati, penggiat dan pengelola remaja terhadap Program GenRe.
“Hasil yang diharapkan pada kegiatan ini antara lain meningkatnya jumlah remaja dan keluarga yang memiliki remaja khususnya di Kab. Jombang yang tahu tentang Program PKBR (substansi materi dan tempat pelayanan yang dapat diakses, baik secara offline maupun online melalui www.siapbahagia.com maupun www. siapnikah.org maupun medsos lainnya. Kedua, Meningkatnya dukungan pemangku kepentingan dan mitra kerja terhadap Program GenRe,” jelasnya.
Kesempatan yang sama, Wakil Bupati melalui Sekda Kabupaten Jombang menjelaskan Untuk mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat adalah merupakan tanggung jawab semua pihak baik itu pemerintah maupun masyarakat, demikian pula dengan membentuk remaja yang tangguh, sehat, cerdas dan berkualaitas karena merekalah yang akana menjadi pemimpin dimasa mendatang.
“Salah satu program yang dilaksanakana pemerintah adalah program KB sekarang menjadi program Bangga Kencana, agar secara tersirat dan tersurat harus betul-betul dilaksanakan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Bagi keluarga yang belum ikut KB agar segera menjadi akseptor KB, memiliki jumlah anak sesuai anjuran pemerintah dengan jarak yang cukup agar dalam proses pengasuhan lebih fokus dan berkualitas. Dengan pengasuhan yang baik kepada anak-anaknya diharapkan akan meciptakan anak-anak, remaja yang sehat, cerdas, tangguh dan berkualitas,” terang Ahmad Jazuli.
“Pemerintah Kabupaten Jombang mengapresiasi dan mendukung BKKBN yang telah melaksanakan kegiatan PKBR dalam upaya membentuk kepribadian remaja yang mandiri dan berkualitas dan diharapkan kegiatan-kegiatan semacam ini terus dilaksanakan diwaktu-waktu mendatang. Kegiatan ini diharapkan mampu merubah pola pikir remaja tentang pentingnya merencanakan keluarga yang berkualitas dan mampu terhindar dari seks pranikah, napza, dan pernikahan dini,” pungkasnya.
Pak Teguh panggilan akrab Kaper BKKBN Jawa Timur dalam pemaparannya, menjelaskan, Bahwa program KB bukan sekedar kontrasepsi atau jumlah anak. Melainkan upaya meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
Upaya tersebut dilakukan melalui, Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), Pengaturan Kelahiran, Pembinaan Ketahanan Keluarga, dan Peningkatan Kesejahteraan Keluarga.
“Program KB memiliki manfaat yang besar terhadap kesejahteraan keluarga, KIA, kualitas SDM, pengendalian penduduk, ekonomi, dan ketahanan masyarakat,” ujar pak Teguh.
BKKBN memiliki proyek prioritas yang mendukung Prioritas Nasional Pembangunan Manusia melalui Pengurangan Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar.
Pak Teguh menjelaskan terdapat 4 proyek prioritas BKKBN yang mendukung Proyek Prioritas Nasional, yakni, pertama, pemenuhan ketersediaan alkon (alat kontrasepsi). Kedua, promosi pengasuhan 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Ketiga, penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja, dan ke empat, peningkatan promosi dan konseling kesehatan reproduksi berbasis komunitas.
“Pada kegiatan hari ini, merupakan bagian dari salah satu kegiatan Proyek Prioritas kami untuk Peningkatan Kualitas SDM melalui Penyiapan Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja. Dan untuk menciptakan kesejahteraan dalam berkeluarga kita tidak bisa lagi memegang prinsip, Bagaimana Nanti, tetapi harus kita rubah paradigma kita menjadi Nanti Bagaimana,” tambahnya.
Saat ini banyak tantangan yang tidak mudah untuk dihadapi, antara lain kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, pornografi, sex bebas, pernikahan dini dan lain-lain. Berdasarkan data UNFPA, sebanyak 33.000 anak perempuan di bawah usia 18 tahun akan dipaksa menikah di seluruh dunia yang biasanya dengan laki-laki yang jauh lebih tua.
Di Indonesia sendiri, satu dari sembilan anak perempuan berusia 20-24 tahun sudah menikah sebelum mencapai usia 18 tahun. Saat ini, ada 1,2 juta kasus perkawinan anak yang menempatkan Indonesia di urutan ke-8 di dunia dari segi angka perkawinan anak secara global.
“Di Provinsi Jawa Timur presentase pernikahan di usia muda masih cukup tinggi, berdasarkan data statistik rutin kami per Agustus 2020 kasus pernikahan di bawah usia 20 tahun ada di angka 22.423 pernikahan usia muda dari total pernikahan sebanyak 173.252, atau di angka 12, 94%. Di Kabupaten Jombang presentase pernikahan di usia muda saat ini meskipun sudah ada di angka 9,39% tetapi masih di atas KKP Kabupaten Jombang yaitu sebesar 9,38%,” tambah pak Teguh.
“GenRe (generasi berencana) adalah bagian program KB yang ditujukan kepada anak-anak remaja. Tujuannya agar mereka memiliki pengetahuan, pemahaman tentang konsep keluarga berencana, sehingga memiliki sikap positif dan berperilaku yang bertanggung jawab (bagi dirinya, keluarga, lingkungan, negara, dan agamanya). Remaja adalah penduduk usia 10-24 tahun yang belum menikah. Masa remaja adalah masa transisi dari kehidupan anak-anak ke kehidupan orang dewasa. Banyak gangguan dan godaan yang menghampirinya. Bahkan tidak sedikit mereka terjebak dalam kehidupan yang merugikan dirinya sendiri, bahkan keluarga. Oleh karena mereka perlu mendapat bimbingan, arahan dan pendampingan, agar selamat dalam mengarungi masa remajanya dengan baik,” tambahnya.
Pak Teguh juga menjelaskan gangguan dan godaan yang pada umumnya dialami para remaja saat ini antara lain, Narkoba, kenakalan remaja, sex bebas/sex pra nikah, pernihan dini, kekerasan, radikalisme, dll.
“Dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang program Generasi Berencana, mereka akan memiliki kesiapan yang lebih baik dalam menata masa depannya, termasuk kesiapan kehidupan berkeluarga. Untuk mendapatkan program GenRe, adik-adik bisa bergabung di kelompok remaja yang memiliki kegiatan PIK Remaja, Saka Kencana Pramuka yang dibina oleh OPD KB,” lanjut pak Teguh.
Ada beberapa usaha yang menjadi Peran BKKBN Provinsi Jawa Timur untuk mengurangi angka Pernikahan di Usia Muda, diantaranya adalah melakukan Sosialisasi PKBR (Pro PN), dibentuknya Kelompok PIK R (sasaran Remaja 10-24 belum menikah), dan Kelompok BKR (sasaran keluarga yang memiliki remaja 10-24 belum menikah), pemilihan Duta GenRe, kegiatan Saka Kencana, dan terbentuknya wadah Insan Genre (atau Forum Genre di tingkat nasional).
“Penduduk Jawa Timur jumlahnya lebih dari 39 juta, 60% nya adalah penduduk usia produktif (15 – 64 tahun), yang dinamakan Bonus Demografi. Tahun ini merupakan awal PJMN ke-4 tahun 2020-2024, fokus program KB diarahkan untuk mewujudkan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing melalui pendekatan Keluarga. Kebijakan Nasional tersebut sebagai upaya untuk menyongsong terwujudnya Bonus Demografi 2020-2030 dan Indonesia Emas 2045. BKKBN juga menggiatkan Program Generasi Berencana (GenRe) atau Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). Usia ideal menikah yaitu minimal Wanita ≥ 21 Tahun dan Pria ≥ 25 Tahun,” jelas pak Teguh.
“Upaya membangun dan membina para generasi muda ini tidak hanya menyiapkan masa depannya saja, akan tetapi kita dapat membaantu para remaja dapat melalui 5 transisi kehidupannya yaitu hidup sehat, pendidikan yang tinggi, mendapatkan pekerjaan yang kompetetif, bermasyarakat dan berkeluarga secara terencana. Agar dapat melalui 5 transisi tersebut diusahakan para remaja terhindar dari resiko, Pernikahan dini, Seks pra nikah dan NAPZA, atau yang dikenal TRIAD KRR,” tambah pak Teguh.
Dalam kegiatan ini pak Teguh berharap setelah mengikuti kegiatan, para remaja dan Kader Kelompok BKR mampu memahami tentang kesehatan produksi , tidak menikah dini, dan memahami pemenuhan gizi bagi remaja untuk mencegah anak yang dilahirkan mengalami stunting.
“Dimasa pandemi Covid-19, adik-adik harus menjaga diri agar tetap sehat dan aman dengan cara melaksanakan protokol kesehatan pencegahan covid dengan baik, yaitu: Menggunakan Masker, Mencuci tangan menggunakan sabun, jaga jarak aman, istirahat yang cukup, olah raga, makan yang bergizi, dan ibadah. Selain untuk dirinya sendiri, mohon diingatkan teman sebayanya untuk juga mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan pencegahan covid-19,” pungkas pak Teguh. @red